tidak terasa sudah di akhir tahun, bulan desember bulan penuh keceriaan serta kesedihan. sama seperti bulan yang lainnya, namun bulan ini adalah akhir dari tahun 2012. banyak kenangan, suka duka, kesedihan serta pengalaman baru aku temukan di tahun ini. dari awal masuk kuliah sampai beberapa bulan terakhir ini.
1EB09 yaahh di kelas ini, kelas yang penuh dengan "kejutan" banyak cerita seperti sinetron ala FTV, ataupun seperti sinetron yang rumit seperti benang kusut yang tidak ketemu akar permasalahannya. kelas ini kompak (kadang-kadang). punya banyak rencana tapi belum ada satupun yang kesampaian. akhirnya punya ide untuk bakar-bakar di akhir tahun, namun alhasil yang datang hanya sebagian kecil... sedihnya......
untuk yang tidak datang, bisa lihat cuplikan keseruan malam tahun baru kemarin...
ini lagi mulai membakar jagung dan ikan...
ehhh ada kebo belum apa-apa sudah tidur duluan
hahahhaha tidur sambil main terompet :D
_SEKIANNN_
nb: nanti diupload lagi kok
BAB 14 BISNIS INTERNASIONAL
Posted by
This is me.. It's real
/
Comments: (0)
Bisnis internasional adalah semua transaksi bisnis, baik pemerintah
maupun swasta, yang melibatkan dua negara atau lebih.
1.
Hakikat bisnis internasional
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati
batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi
bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara
dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Trade). Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam sutu Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara
lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran
internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional,
meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita dapat membedakan adanya
dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu :
- Perdagangan
Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara
itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan
impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “NERACA
PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki
Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit Neraca Perdagangannya. Neraca
perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki
nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan
dari Negara partner dagangnya.
Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan
yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan
aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya
aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai
“NERACA PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF PAYMENTS”.
Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga
dikatakan bahwa Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA NEGARA. Sebaliknya
apabila Negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai
impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan Negara lain
tersebut. Dengan demikian maka Negara tersebut akan mengalami devisit neraca
pembayarannya dan akan menghadapi PENGURANGAN DEVISA NEGARA.
- Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
- Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan
perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan
masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri
asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu
tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis
internasional semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
- Licencing
- Franchising
- Management Contracting
- Marketing in Home Country by Host Country
- Joint Venturing
- Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan
transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu Negara atau
Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host Country akan
memperoleh pembayaran fee tersebut.
Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional.
Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional.
2.
Alasan melaksanakan bisnis internasional
Beberapa
alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :
- Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam
hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu
komoditi yang strategis yaitu:
- Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.
- Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain
- Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
-
Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya.
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya.
Disamping
kondisi alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang
mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara
negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat
berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara
produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.
- Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu :
- Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu :
- Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah.
- Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
- Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih baik.
- Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.
- Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun transportasi.
Suatu
negara pada umumnya akan mengkonsentrasikan untuk berproduksi dan mengekspor
komoditi yang mana dia memiliki keunggulan komparatif yang paling baik dan
kemudian mengimpor komoditi yang mana mereka memiliki keunggulan komparatif
yang terjelek atau kelemahan yang terbesar. Konsep tersebut akan dapat kita
lihat dengan jelas dan nyata apabila kita mencoba untuk menelaah neraca
perdagangan negara kita (Indonesia) misalnya.
Dari
neraca perdagangan itu kita dapat melihat komoditi apa yang kita ekspor adalah
komoditi yang memiliki keunggulan komparatif bagi Indonesia dan yang kita impor
adalah yang keunggulan komparatif kita paling lemah.
- Pertimbangan pengembangan bisnis
Perusahaan
yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri
seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan
menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan
melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut:
- Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
- Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang (growth)
- Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri
- Mengembangkan pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah ketimbang mengembangkan produk baru (di dalam negeri)
- Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestic
3.
Tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional
- Perusahaan domestic; yaitu perusahaan yang memfokuskan orientasi dan strategi pada pasar, pemasok, dan pesaing domestic;
- Perusahaan internasional; yaitu perusahaan yang melayani pasar domestic (nasional) di negaranya sendiri dan pasar nasional di Negara lain.
- Perusahaan multinasional; yaitu perusahaan yang menjual produknya ke banyak Negara dan memperlakukan setiap Negara sebagai pasar tersendiri; karena setiap Negara di anggap unik sehingga untuk melayaninya diperlukan program pemasaran tersendiri dan independen.
- Perusahaan global; yaitu perusahaan yang memperlakukan dunia sebagai satu pasar. Orientasi bisnis perusahaan global adalah geosentris, yakni menganggap pasar duni memiliki persamaan dan perbedaan, sehingga memungkinkan memanfaatkan strategi global yang memanfaatkan kesamaan yang ada menanggapi perbedaan yang ada.
Alasan
untuk Go Internasional and Go Global secara proaktif :
- Untuk memperoleh manfaat tertentu misalnya menarik investor dari luar negeri
- Memiliki produk yang unik dan sumber yang tidak ada di Negara lain
- Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi
- Informasi ekslusif tentang pasar internasional misalnya sumber bahan mentah baru
- Komitmen manajemen untuk terjun ke arena internasional
- Memanfaatkan kemudakah regulasi ekspor yang diberikan pemerintah
- Memperoleh skala ekonomis dalam produksi
- Meningkatkan citra perusahaan
- Memperoleh peluang riset misalnya dengan menguji produk di pasar asing
- Mengekspor teknologi ke Negara berkembang
- Meningkatkan pengaruh politik perusahaan.
Memahami
budaya internasional adalah penting. Kebudayaan memiliki karakteristik utama,
yaitu dipelajari (tidak terbawa sejak lahir, seperti anggota tubuh atau sifat
genetic). Setiap elemen kebudayaan saling berkaitan dam digunakan bersama-sama
oleh kelompok kebudayaan tertentu yang mengakibatkan adanya batasan-batasan
tertentu yang membedakannya dari kelompok yang lain. Cateiora 1987 membagi
unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut:
- Kebudayaan material terdiri dari teknologi dan perekonomian
- Lembaga sosial
- Kemanusiaan dan universalitas
- Estetika
- Bahasa
Kebudayaan
selalu berkembang dan berubah sejalan dengan kompleksitas masalah yang dihadapi
oleh manusia yang membutuhkan solusi yang lebih baik. Beberapa informasi yang
perlu dimiliki bisnisman internasional dalam rangka melakukan analisis budaya
suatu Negara, yaitu:
- Perkembangan atau sejarah singkat suatu Negara
- Kondisi geografis, meliputi lokasi, iklim, topografi, sumberdaya, trasportasi, dan sistem komunikasi
- Lembaga kemasyarakatan, meliputi sistem kekeluargaan, pendidikan, system politik, hukum, dan organisasi sosial
- Sistem kepercayaan, agama, dan estetika
- Kondisi kehidupan, meliputi pakaian, perumahan, kesehatan, kondisi kerja, rekreasi, dll
4. Hambatan dalam memasuki bisnis internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja
akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain
tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat
terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau
budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena
itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu:
- Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
- Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
- Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
- Hambatan operasional
5.
Perusahaan mulitinasional
Perusahaan
multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara;
perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki
kantor-kantor, pabrik ataukantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya
memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global.
Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.
Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.
Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.
Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.
Sumber:
http://nourma4humaira.blogspot.com/
BAB 13 TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Posted by
This is me.. It's real
/
Comments: (0)
Tanggung Jawab Sosial
Suatu Bisnis
Tanggung
Jawab Sosial ( Social Responbility )
merupakan Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu
usaha bisnis untuk menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu
dalam lingkungannya. Contohnya adalah : bertanggung jawab terhadap investor,
untuk memaksimalkan profit, karyawan, konsumen, dan bisnis lainnya.
1 1. Benturan Terhadap
Kepentingan Masyarakat
Proses
produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan
perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun
kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi (udara,
air limbah, suara bahkan mental kejiwaan).
Klasifikasi Aspek
Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam menunaikan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
Dalam menunaikan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
o
Dorongan dari pihak
luar, dari lingkungan masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya
biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam
untung-rugi perusahaan.
o
Dorongan dari dalam
bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan
karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan industrialis Pancasila,
Pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh
penerapan manajemen yang berorientasi hubungan kemanusiaan.
2. Dorongan Tanggung
Jawab Sosial
Klasifikasi
masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah
bisnis salah satunya adalah pada Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Manfaat
penerapan manajemen orientasi kemanusiaan.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a) Peningkatan modal
kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
b) Adanya partisipasi
bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen
parsitipatif.
c) Penurunan absen
karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang
menyenangkan dan baik.
d) Peningkatan mutu
produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e) Kepercayaan konsumen
yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari
perusahaan.
3. Etika bisnis
Merupakan
penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksakan bisnis disebut
etika pergaulan bisnis.
1. Hubungan antara
bisnis dengan langganan/kosumen
Merupakan pergaulan
antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut beberapa
contohnya :
o Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan kosumen untuk
membandingkan harga terhadap produk.
o Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi
didalamnya, sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang
terdapat dalam produk tersebut.
o Promosi, terutama iklan merupakan gangguan etis tang paling
utama.
o Pemberian servis dan garansi sebagai bagian dari layanan
purna jurnal.
2. Hubungan dengan
karyawan
Bentuk
hubungan ini meliputi : penerimaan (recruitmen), latihan (training), promosi,
transfer, demosi maupun pemberhenti (termination). Dimana semua bentuk hubungan
tersebut harus dijalan secara objektif dan jujur.
3. Hubungan antara
bisnis
Pemberian
informasi hubungan yang terjadi diantara perusahhan, baik perusahaan
kolega,pesaing,penyalur,grosir maupun distributornya.
4. Hubungan dengan
investor
Pemberian
informasi yang benar terhadap investor maupu calon investor merupakan bentuk
hubungan ini. Sehingga dapat menghimdari pengambilan keputusan yang keliru.
5. Hubungan dengan
lembaga-lembaga keuangan
Hubungan
dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan
yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.
Pelaksanaan tanggung jawab social merupakan penerapan dan pelaksanaan
kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan
etika bisnis adalah maksud dari konsep stakcholder yang berlawan dengan konsep
stockholder.
4. Bentuk-bentuk
Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
A. Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
A. Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Sistem
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan
jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
B.
Dampak lingkungan (AMDAL)
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan
di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya
C.
Prinsip Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)
Penekanan
pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang
lainnya.
D.
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Perkebunan
Inti Rakyat adalah sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik
Negara dan kecil milik masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti
penggerak perkebunan di mana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil
di sekitarnya.
E.
System Bapak Angkat dan Anak Angkat
System
ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah
mitra kerja yang harus mereka bina.
Pelaksanaan
system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta
keterkaitan industri maupun keterkaitan kepentingan masyarakat banyak. Praktik
tersebut sangat mudah dilaksanakan karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari
pengusaha besar yang harus bersedia membantu perkembangan pengusaha kecil yang
sering banyak menimbulkan persoalan bagi pegusaha besar yang menjadi bapak
angkat.
Referensi :
http://nikenwp.blogspot.com/search?updated-max=2012-12-07T00:30:00-08:00&max-results=7